Membangun Motivasi, Optimisme dan Etos Kerja
Jika kita ingin menjadi orang yang sukses, tentu kita harus Membangun Motivasi, Optimisme, dan Etos Kerja. Jika tidak melalui ini, mau apa lagi? Jika kita mau berhasil dalam karir, kita harus memiliki motivasi yang besar dalam bekerja, memiliki optimisme, dan memiliki etos kerja yang tinggi.
Motivasi yang Tinggi
Motivasi ibarat energi, dengan motivasi produktivitas kita akan tinggi sehingga memberikan kontribusi yang besar bagi perusahaan/instansi/lembaga. Dan, perusahaan/instansi/lembaga tentu akan senang dengan karyawan yang memberikan kontribusi tinggi bagi karyawannya. Ini sangat masuk logika, kita memberi kita pun akan menerima.
Kita harus yakin ini. Saat kita memberi namun tidak menerima, hanyalah sebuah kasus yang harus kita selesaikan, bukan berarti kehilangan motivasi sehingga berhenti berkontribusi. Kita harus tetap semangat, masalah yang ada selesaikan. Mengapa kontribusi kita tidak terlihat atau tidak diakui oleh perusahaan/instansi/lembaga? Cari penyebabnya dan selesaikan.
Secara umum, perusahaan atau atasan akan melihat kontribusi kita. Maka tingkatkan dan pertahankan motivasi kita dalam bekerja, jangan pernah luntur jika kita ingin berhasil.
Optimisme yang Tinggi
Siapa pun tidak suka dengan orang yang pesimis kecuali sesama pesimis. Seorang Steve Jobs dengan mudah memecat seorang karyawan terbaik dia karena karyawan tersebut terus-menerus berbicara pesimis. Pesimis, bukan hanya akan memberikan dampak negatif pada diri sendiri, juga menular kepada orang lain.
Jangan pesimis, tetaplah optimis. Optimislah bahwa apa yang kita lakukan akan memberikan manfaat bagi karir kita. Kita memberikan kontribusi kepada perusahaan/instansi/lembaga, maka kita harus optimis bahwa karir kita akan lebih baik.
Yakinlah, optimislah bahwa kita akan pendapatkan karir yang lebih baik. Tugas kita saat ini adalah memberikan kontribusi terbaik dimana pun kita bekerja dengan motivasi yang tinggi.
Etos Kerja Bagi Seorang Muslim
Menurut Toto Tasmara, (2002) Etos kerja adalah totalitas kepribadian dirinya serta caranya mengekspresikan, memandang, meyakini dan memberikan makna ada sesuatu, yang mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih amal yang optimal sehingga pola hubungan antara manusia dengan dirinya dan antara manusia dengan makhluk lainnya dapat terjalin dengan baik.
Bagi seorang Muslim, yang faham benar dengan misi hidupnya, dia akan memiliki etos kerja yang tinggi. Bekerja adalah ibadah. Jika kerja adalah bagian dari ibadah, artinya untuk Allah, mana mungkin dia bekerja asal-asalan.
Yah, tentu saja. Pada kenyataannya, jangan bekerja, shalat pun masih banyak yang asal-asalan. Itu bagi mereka yang belum benar-benar menjalankan agamanya. Namun, bagi seorang Muslim, yang sedang berusaha menjalankan ajaran agamanya, tentu dia akan shalat dengan khusu’ dan bekerja dengan etos kerja yang tinggi.
Sekali lagi, perusahaan atau atasan kita akan selalu mencari karyawan dengan etos kerja yang tinggi. Artinya jika kita ingin mengembangkan karir, maka miliki etos kerja yang tinggi. Tidak bisa tidak. Jangan berharap mendapatkan karir lebih baik jika etos kerja kita masih rendah.
Jadi, bagi seorang Muslim yang ingin sukses dalam karir, kita harus terus menerus membangun motivasi, membangun optimisme, dan memiliki etos kerja yang tinggi. Biarlah orang lain tidak, justru itu peluang bagi kita untuk menunjukan kualitas diri kita sebagai seorang karyawan yang patut dipilih, seorang karyawan juara.
Sumber: www.motivasi-islami.com
Khusus untuk artikel tentang Motivasi, diambil (repost) dari website www.motivasi-islami.com, mudah-mudahan bisa memotivasi diri kita semua menjadi lebih baik, khususnya motivasi untuk diri saya pribadi yang masih miskin ilmu dan amal ini yang sedang belajar dan berusaha memperbaiki dan mengembangkan diri untuk menjadi pribadi muslim yang lebih baik.. aamiin..
0 Response to "Membangun Motivasi, Optimisme dan Etos Kerja"
Posting Komentar