Merasa Putus Asa dan Ingin Menyerah dalam Menghadapi Kegagalan, Cobaan dan Ujian Hidup, Ingatlah 13 Hal Ini

cara mengubah kegagalan menjadi kesuksesan,saat kamu putus asa dan ingin menyerah,cara memotivasi diri sendiri ketika ingin menyerah,kenali tanda-tanda putus asa dan cara mengatasinya,jangan menyerah untuk masa depan,gagal dan putus asa bangkitlah dengan cara ini,kata-kata putus asa terbaik yang mewakili isi hatimu,jangan putus asa langkah ini bikin anda bangkit
Ketahuilah, ujian dan cobaan di dunia merupakan sebuah keharusan, siapa pun tidak bisa terlepas darinya. Bahkan, itulah warna-warni kehidupan. Kesabaran dalam menghadapi cobaan dan ujian hidup merupakan tanda kebenaran dan kejujuran iman seseorang kepada Allah SWT.

Sesungguhnya cobaan dan ujian yang datang bertubi-tubi menerpa hidup manusia merupakan satu ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. Tidak satu pun diantara kita yang mampu menghalau ketentuan tersebut.

Keimanan, keyakinan, tawakkal dan kesabaran yang kokoh amatlah sangat kita butuhkan dalam menghadapi kegagalan, cobaan dan ujian hidup. Sehingga tidak menjadikan diri kita berburuk sangka kepada Allah SWT terhadap segala Ketentuan-Nya.

Firman Allah Swt.

"Dan sesungguhnya Kami memberikan cobaan kepada kalian, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS. Al Baqarah: 155)

Sebagai manusia biasa, tentunya kita tidak luput dari yang namanya cobaan dan ujian. Ada berbagai masalah yang harus kita hadapi dalam hidup, mulai dari masalah keluarga, masalah dengan teman, masalah di sekolah atau di tempat kerja, hingga masalah finansial. Baik masalah yang kecil sampai masalah yang besar dan rumit.

Terkadang masalah-masalah tersebut datang bertubi-tubi ke dalam hidup kita, dan membuat kita merasa lelah menghadapinya, bahkan kita pun terkadang merasa sudah buntu karena sudah merasa bingung entah harus berbuat apalagi untuk menghadapi masalah tersebut. Namun suka atau tidak suka, siap atau tidak siap, kita harus tetap menghadapi masalah tersebut. Karena lari atau menghindari masalah bukanlah penyelesaian yang baik karena terkadang bisa menambah masalah bahkan terkadang bisa mendatangkan masalah baru yang bisa membuat masalah makin besar dan makin rumit.

Mengeluh, sedih dan kecewa pada dasarnya adalah suatu hal yang wajar dan manusiawi. Terutama saat cobaan dan ujian datang bertubi atau lebih berat. Tapi bukankah mengeluh tak memberi faedah apa-apa?. Cobaan dan ujian diberikan Allah pada umat-Nya pasti disesuaikan dengan kemampuannya. Ketahuilah, Allah maha mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya.

Firman Allah Swt.

“Dan boleh jadi kamu membenci sesuatu tetapi ia baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu tetapi ia buruk bagimu, dan Allah mengetahui dan kamu tidak mengetahui “ (Q.S. Al-Baqarah:216)

Ketika kita menerima ujian dan cobaan hidup, berprasangka baik saja bahwa Allah telah mempercayakan bahwa kita bisa melewati setiap ujian yang diberikanNya. Allah, tidak akan pernah menguji setiap hambaNya dengan ujian yang tak bisa diselesaikan oleh hambaNya tersebut. Adanya ujian, cobaan, rasa kecewa yang mendalam dan kesedihan yang menyiksa jiwa serta raga sebenarnya adalah sebuah ketetapan yang diambil Allah agar kita bisa menjadi pribadi yang lebih kuat, tidak pernah menyerah dan gampang putus asa.

Walaupun masalah datang silih berganti dalam hidup kita seolah tidak ada habisnya, dan kita merasa bahwa kita tidak sanggup lagi menghadapi cobaan tersebut. Jangan pernah menyerah! Karena sesungguhnya kita mampu untuk menghadapinya.

Firman Allah Swt.

“Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya .” (Q.S. Al-Baqarah: 286)

Sebenarnya, selama kita senantiasa berpikir dengan jernih dan menerima ujian yang diberikan Allah kepada kita dengan lapang dada serta tanpa adanya putus asa juga kecewa, percayalah cobaan dan ujian Allah yang diberikan pun bukannya tanpa tujuan. Allah paham bahwa kita layak mendapat kesempatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan lebih kuat.

Percaya atau tidak, semua orang pasti pernah  mengalami kegagalan, ujian dan cobaan. Merasa susah, sedih dan kecewa. Hanya saja, tidak semua orang akan mengeluh dengan hal itu. Sebagian orang akan tetap bersabar dan bersyukur dengan segala kesusahan yang mereka terima.

Terlalu berlarut-larut dalam kesedihan, kesusahan dan kekecewaan karena merasa bahwa Allah telah memberi ujian yang sangat berat adalah suatu hal yang sangat buruk. Tak hanya buruk bagi kesehatan psikis kita, tapi juga akan membuat kesehatan fisik kita semakin buruk.

Berikut ini, 13 alasan beratnya menghadapi kegagalan, cobaan dan ujian hidup berbanding lurus dengan peluang diri untuk jadi lebih baik.

Kalau kita merasa putus asa dan ingin menyerah dalam menghadapi kegagalan, cobaan dan ujian hidup, ingatlah 13 hal berikut ini:

1. Ibarat ujian di sekolah, kegagalan, cobaan dan ujian hidup memberikan kesempatan untuk naik kelas. Tentunya dengan bekal pantang menyerah dan kerja keras.

Hidup itu ibarat menuntut ilmu di sekolah. Ada proses belajar, praktik, serta ujian agar naik kelas. Belajar dan praktik memang dilakukan setiap hari. Sedangkan ujian sekolah hanya dilaksanakan pada waktu tertentu sesuai jadwalnya sendiri. Jika hidup itu ibarat sekolah, maka cobaan hidup itu bagai ujian sebelum naik kelas. Allah perlu menguji dulu seberapa pantas kita untuk naik level. Parameter yang digunakan pun bermacam-macam, tapi yang jelas perlu ada keinginan diri kita sendiri untuk pantang menyerah dan selalu kerja keras.

2. Cobaan dan ujian, tanda menuju kesuksesan; Tidak ada orang sukses yang tidak pernah mengalami kegagalan, cobaan dan ujian hidup.

Kesuksesan itu ibarat puncak gunung, untuk sampai kesana kita harus melalui jalan yang terjal dan berbatu-batu. Kita harus selalu ingat bahwa tidak ada orang yang sukses di dunia ini tanpa melalui kegagalan, cobaan dan ujian terlebih dahulu.

Orang besar mana tidak Allah uji dengan ujian besar, dipastikan mereka telah mengalami pergolakan batin, cacian, hinaan, fitnah dan kezhaliman di atas rata-rata manusia, itulah konsekuensi menjadi orang besar dan sukses. Ketika diuji di atas rata-rata maka jangan cepat mundur dan menyerah dari ring pertarungan karena Allah sedang membentuk karakter kita sebagai sebuah proses untuk menjadi kuat dan lebih baik.

Sabda Rasulullah Saw.

“Sesungguhnya besarnya pahala itu berbanding lurus dengan besarnya ujian. Dan sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka. Siapa yang rido, baginya keridoanNya, namun siapa yang murka, maka baginya kemurkaanNya,” (HR. Tirmidzi & Ibnu Majah).

Berikut ini, mari kita baca, resapi dan renungkan perkataan bpk Ingot Ahmad Hutasuhut, Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Pekanbaru:

"Ujian dan Masalah, Tanda Menuju Kesuksesan. Oleh karena itu, dalam bekerja haruslah sepenuh hati, total dan siap menghadapi berbagai rintangan maupun kendala atau berbagai masalah".

"Kesuksesaan ini tidak diraih dengan kemudahan. Tidak ada yang instan, kalaupun ada itu tidak akan bertahan lama. Untuk mencapai kesuksesan, baik di pekerjaan, bisnis, mitra atau apapun profesionya, harus total, siap bekerja keras dan menghadapi berbagai ujian".

"Sebelum kesuksesan diraih biasanya akan dilalui terlebih dahulu dengan berbagai ujian. Sejarah mencatat bahwa setiap orang-orang besar atau sukses pada berbagai bidang, selalu menghadapi berbagai cobaan, ujian, hambatan dan kendala".

"Kalau kita sukses melalui itu (ujian-ujian), maka kesuksesan segera tiba dengan sendirinya. Bagaimana mungkin bakal sukses, kalau ada hambatan, masalah, dan sebagainya tidak bisa diselesaikan atau menyerah. Orang hebat itu datang sebagai pemberi solusi, menyelesaikan masalah, bukan membuat masalah atau lari dari masalah".

Mudah-mudahan pernyataan beliau ini bisa menjadi motivasi untuk kita semua khususnya yang sedang mengalami masalah, cobaan dan ujian.

3. Dengan adanya kegagalan, cobaan dan ujian, akan terbuka juga karakter/sifat/watak asli orang-orang di sekitar kita.

Ketika kita mengalami kegagalan, cobaan dan ujian hidup, secara tidak langsung itu juga merupakan ujian bagi orang-orang di sekitar kita, baik teman, sahabat, rekan kerja maupun keluarga kita. Sehingga kita pun menjadi tau mana Kawan, mana Sahabat, mana Pengkhianat, mana Pecundang, mana yang Baik dan mana yang Pura-Pura Baik dan lain sebagainya.

Sehingga kita pun bisa lebih hati-hati dan waspada, baik dalam bersikap, bertutur dan bertindak. Karena terkadang watak/sifat/karakter manusia itu sukar ditebak dan diprediksi. Agar kita tidak jatuh dalam jebakan dan perangkap orang-orang zalim dan/atau orang-orang tidak bertanggungjawab yang punya niat tidak baik terhadap diri kita.

Namun, bukan bermaksud untuk berburuk sangka terhadap orang lain, karena tidak semua orang seperti itu, ada pula di antara mereka yang benar-benar tulus, peduli dan baik hati. Hal ini semata-mata lebih untuk mekanisme pertahanan diri dan sebagai tindakan preventif (sedia payung sebelum hujan).

Imam Syafi’i r.a. berkata:

"Teman yang tidak berguna saat petaka melanda, ia hampir sama dengan musuh".

"Carilah sahabat yang setia dalam duka, bukan dalam suka, karena hidupmu senantiasa berputar-putar antara suka dan duka. Semoga kamu tidak menemukan sahabat di kala suka karena dikala kamu senang sudah biasa banyak orang yang akan mendekat padamu, namun bila giliran kamu susah mereka pun bertepuk tangan".

4. Meski rasanya berat, kita harus mampu bertahan. Karena kegagalan, cobaan dan ujian itu mampu mendewasakan sikap dan pikiran.

Selain mampu membuat kita lebih bersyukur, kegagalan, cobaan dan ujian ini akan membawa kita pada benang merah perjalanan hidup selama ini. Saat sudah lulus dari cobaan dan ujian nanti, betapa kita akan merasakan bangga pada diri kita sendiri. Betapa air mata dan keluh kesah telah terbayar lunas dengan rasa lega. Di masa depan, kita tak akan menjadi sosok yang mudah mengeluh tapi justru menjadi seseorang yang berani menghadapi tantangan, rintangan, kegagalan, cobaan dan ujian dengan tangguh. Serta membuat diri kita menjadi bijaksana, baik dalam bersikap, bertutur dan bertindak.

5. Tanpa kegagalan, cobaan dan ujian, mungkin kita tak akan tahu seberapa kuat diri kita mampu bertahan dan melecut diri.

Kita tak akan pernah tahu seberapa hebatnya diri kita sebelum dihantam kegagalan, cobaan dan ujian. Dulu kita mungkin menganggap diri kita itu kuat dan tangguh. Tapi setelah diberi cobaan dan ujian seperti tiang kehilangan pasaknya. Jadi selain bisa mengetahui seberapa jauh bisa bertahan, cobaan dan ujian ini pun dapat mengukur seberapa besar motivasi diri yang mampu kita hasilkan. Sebab saat tak ada orang lain yang bisa menopang kita, diri kita sendirilah yang perlu mengganti peran itu.

Ingat, pelaut handal tak dihasilkan dari lautan yang tenang. Penulis hebat juga tak didapat dari sekali membuat prosa.

6. Lewat kegagalan, cobaan dan ujian ini kita bisa menumbuhkan rasa empati terhadap sesama.

Terkadang tanpa kita sadari, kegagalan, cobaan dan ujian hidup ini apabila dijalani dengan hati yang ikhlas dan lapang dada, akan menggugah rasa empati kita terhadap orang lain yang sedang dilanda kesusahan dan butuh pertolongan, karena secara tidak langsung kitapun bisa merasakan penderitaan orang lain karena kita pernah merasakan dan mengalaminya sendiri. Coba bayangkan, tidak sedikit orang angkuh dan sombong yang hatinya keras dan tidak peka terhadap penderitaan hidup orang lain, sehingga bersikap masa bodoh dan acuh.

7. Kegagalan, cobaan dan ujian ini kadang membuat kita menangis sendiri. Tapi optimis kita akan ditantang untuk melihat hadirnya pelangi setelah hujan berhenti.

Seluruh energi kita terkuras habis agar mampu keluar dari kegagalan, cobaan dan ujian. Tapi tetap saja tak ada tanda-tanda hidup kita jadi lebih baik. Akhirnya, kita menangis sendiri sejadi-jadinya. Tapi, kemudian setelah tangis reda, di satu titik kita merasa ada sinar yang menerangi. Sisi optimis dalam diri pelan-pelan terbuka dan tumbuh dari dalam. Kita tersadar bahwa kegagalan, cobaan dan ujian tak akan selamanya mengurung kita. Allah juga tak selamanya membiarkan kita tertatih. Karena kita yakin bahwa setiap kegagalan, cobaan dan ujian pasti mempunyai sisi indahnya sendiri, seperti pelangi yang terlukis setelah hujan berhenti.

8. Banyak hikmah dan pelajaran.

Bergembiralah bagi kita yang pernah menghadapi tantangan berat, yang pernah gagal, yang pernah mengalami cobaan dan ujian, sebab ada pertumbuhan disana. Kita akan lebih baik setelah melaluinya, dan akan bersikap lebih hati-hati dan waspada agar tidak jatuh ke lobang yang sama.

Kegagalan, cobaan dan ujian memang bukan sesuatu yang menyenangkan tapi ia bisa menjadi guru yang paling berharga. Yang terpenting adalah bagaimana kita menjadikan kegagalan itu sebagai batu loncatan untuk meraih kesuksesan yang lebih baik.

Dengan mengalami kegagalan, cobaan dan ujian, maka otak kita akan semakin terlatih untuk menghadapi permasalahan dan bagaimana cara mencari jalan keluarnya. Sehingga, sebesar apapun kegagalan, cobaan dan ujian, maka kita akan selalu siap untuk menghadapinya.

9. Kadang hanya dengan diuji, baru bisa mengingat Tuhan kita kembali.

Rasanya masih sedikit orang yang bersenang-senang tapi masih ingat Tuhannya. Seringnya, mereka harus ditampar cobaan dulu baru ingat pada siapa penciptaNya. Mungkin saat kegagalan, cobaan dan ujian datang kita termasuk golongan seperti itu. Saat kita berada di atas, jangankan ingat Tuhan, ingat orang lain saja tidak. Lantas setelah cobaan ini menerpa kita, kita baru ingat kepada siapa mencari pertolongan selain teman-teman yang mulai meninggalkan kita. Bersyukurlah kita telah diberi kesempatan untuk menikmati cobaan ini. Sebab kita telah kembali pada jalur yang dulu mungkin pernah diri kita tinggalkan demi kesenangan duniawi dan melupakan tuhan.

Pantang menyerah, lebih menghargai, pikiran yang lebih dewasa hingga kembali dekat dengan-Nya adalah hadiah yang kelak akan kita dapatkan setelah lulus dari cobaan dan ujian. Jika hal baik ini akan menanti kita di akhir perjuangan nanti, apa nggak sayang kalau menyerah sedari dini???..

10. Kesabaran selalu berbuah manis.

Sebagai manusia biasa, ketika menghadapi masalah, cobaan dan ujian hidup, tentu terkadang kita merasa lelah dan capek. Namun tetaplah bersabar, hadapi semua cobaan dan ujian dengan tabah. Suatu saat semua kesabaran dan ketabahan kita dalam menghadapi cobaan-cobaan itu pasti akan membuahkan hasil yang manis.

Di saat itu semua lelah kita dan air mata kita akan terbayar semua, dan kita pun bisa tersenyum.

Firman Allah Swt.

“Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kalian agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar diantara kalian.” (QS. Muhammad:31)

“Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah:153)

11. Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.

Kita seringkali merasa kalau cobaan hidup yang datang kepada kita seolah tidak pernah putus?. Jangan pernah menyerah! Bukankah kita tahu kalau tidak ada yang abadi di dunia ini? Begitu juga dengan masalah-masalah kita.

Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya, asalkan kita tetap mau berusaha mencarinya. Menyerah tidak akan pernah menyelesaikan masalah kita.

Firman Allah Swt.

Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.” (Q.S. Al-Insyirah: 5-6)

12. Cobaan dan ujian dari Allah adalah penghapus dosa.

Harus kita akui, sebagai manusia biasa tentu saja kita tidak akan lepas dari khilaf dan dosa, baik dosa kecil maupun dosa besar, baik dosa yang disengaja maupun tak disengaja, baik dosa yang terasa maupun tidak terasa.

Bersyukurlah bagi kita yang telah mengalami cobaan dan ujian, karena itu semua secara tidak langsung akan menghapus dosa-dosa kita, asal kita menghadapi semua cobaan dan ujian itu dengan ikhlas, sabar dan tawakal.

Meski manusia sering melakukan dosa, namun Allah tetap mencintai hamba-hambaNya. Allah tidak pernah sesekali meninggalkan kita bahkan Allah menggugurkan dosa-dosa kita ketika ditimpa musibah, karena Allah maha bijaksana dan maha pengampun.

Sabda Rasulullah Saw.

“Tidaklah seorang muslim yang tertimpa gangguan berupa penyakit atau semacamnya, kecuali Allah akan menggugurkan bersama dengannya dosa-dosanya, sebagaimana pohon yang menggugurkan dedaunannya,” (HR. Bukhari Muslim).

13. Allah selalu ada kapan pun kita membutuhkan bantuan-Nya.

Terkadang semua usaha sudah kita lakukan, namun kita tetap tidak mampu mendapatkan jalan keluar dari masalah-masalah kita. Disaat seperti ini, putus asa dan menyerah bukanlah suatu jawaban. 

Cobalah untuk pasrah dan serahkan semua beban kita kepada Allah Swt. Bersujudlah di hadapan-Nya, dan berdoalah mohon petunjuk-Nya. Ingatlah bahwa Allah selalu ada kapanpun kita butuh bantuan-Nya.

Firman Allah Swt.

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath Tholaq: 2-3).

Referensi/Daftar Pustaka Online:
1.   idntimes.com
2.   fimela.com
3.   hipwee.com
4.   motivasi-islami.com
5.   islampos.com
6.   republika.co.id

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Merasa Putus Asa dan Ingin Menyerah dalam Menghadapi Kegagalan, Cobaan dan Ujian Hidup, Ingatlah 13 Hal Ini"

Posting Komentar