Kenapa Umat Islam Masih Meragukan Ekonomi Islam?

Keunggulan Sistem Ekonomi Islam (Syari'ah), tidak hanya diakui oleh para tokoh/pakar di negara-negara yang mayoritas penduduknya Muslim. Tapi juga para ahli ekonomi dunia non-Muslim. Banyak di antara mereka yang melakukan kajian mendalam terhadap perekonomian yang berlandaskan prinsip-prinsip islam (syari'ah). Sehingga tak heran sejumlah negara di barat banyak yang tertarik dan jatuh cinta terhadap Sistem Ekonomi Islam (Syari'ah) seperti Inggris, Jerman, Perancis dan Amerika pun mulai mengadopsi Sistem Keuangan Syari'ah.

Tapi anehnya, justru tidak sedikit dari kalangan Umat Islam sendiri yang masih meragukan Sistem Ekonomi Islam (Syari'ah) ini. Namun, hal ini bisa dimaklumi karena memang di lapangan masih dapat kita temui pelaku bisnis syariah yang masih belum menerapkan sepenuhnya Prinsip Syari'ah dalam semua aspek layanan dan pengelolaannya

Kenapa hal itu sampai terjadi?. Mari kita simak pernyataan seorang Pakar Ekonomi  Islam (Syari'ah) terkemuka Dr. H. M. Syafi'i Antonio, M.Ec yang dikutip dari: www. pikiran-rakyat. com.

Menurut beliau, masih banyak pakar-pakar ekonomi yang menafsirkan Ekonomi Syariah khususnya Perbankan Syari'ah secara kurang tepat. Persoalan Perbankan Syari'ah tidak sebatas masalah uang, melainkan juga mentalitas masyarakat.

Perbankan Syari'ah akan berkembang apabila kita mencari nafkah secara Islami. Ekonomi Syari'ah tergantung berapa persen kita mau mengislamkan kehidupan. Makin banyak masyarakat yang sadar dengan kehalalan produk, maka Ekonomi Syari'ah berkembang.

Demikian pula apabila kita menabung di Bank Syari'ah akan mengangkat Ekonomi Syari'ah. Kaum wanita memakai baju Muslimah atau peduli kehalalan kosmetik juga berpengaruh kepada Ekonomi Syar'iah.

Secara kuantitatif memang kontribusi Bank Syari'ah kepada Perbankan Nasional belum begitu besar. Akan tetapi, kalau kita bicara kesadaran masyarakat tentang Ekonomi Syari'ah, sudah jauh lebih besar. Banyak Perguruan Tinggi yang sudah mengajarkan Ekonomi Syari'ah seperti IAIN/UIN, UI, Unair, UGM, Unpad dan lain-lain.

Untuk penyelesaian sengketa Ekonomi Syari'ah oleh Pengadilan Agama (PA), kita harus jujur akui hakim-hakim PA untuk kasus-kasus perdata/mu'amalah ekonomi syariah perlu pendidikan sendiri. Jadi, secara kuantitatif bisa sebutkan persentase, tapi kualitatif tidak karena terjadi pertumbuhan. 

Ekonomi Syari'ah harus dipandang secara holistik tidak terbatas pada uang dan perbankan. Ekonomi Syari'ah meliputi aktivitas ekonomi dan sosial, produksi, pemasaran, keuangan dan perbankan. Ekonomi Syari'ah akan berkembang pesat apabila didukung semua komponen.

Pertama, secara conseptual development membutuhkan kajian ulama, pemikir dan cendekiawan agar bisa menelaah nilai-nilai Ekonomi Syari'ah di dalam al-Qur'an dan  al-Hadis. Perkembangan Ekonomi Syari'ah dalam zaman Umayah, Cordoba dan lain-lain juga perlu dikaji;

Kedua, Ekonomi Syari'ah juga bisa berkembang baik apabila didukung kebijakan iklan, film atau promosi lainnya yang tidak mengumbar aurat dan minuman keras;

Ketiga, ulama yang sudah tahu Ekonomi Syari'ah harus giat mempromosikan produk-produk makanan dan minuman halal kepada ulama lain sehingga umat hanya mengonsumsi produk halal;

Keempat, ulama atau cendekiawan Muslim kalau ada kesempatan lebih baik menjadi pembina atau Konsultan Syari'ah agar bisa merasakan daripada di menara gading;

Kelima, Perbankan Syari'ah tidak berarti tanpa pemberdayaan Koperasi Usaha Kecil dan Mikro (KUKM). Bisa saja Bank Syari'ah tidak Islami karena tidak memerhatikan KUKM.

Tak kalah pentingnya adalah sinergi dengan Timur Tengah dan negara-negara Organisasi Konferensi Islam (OKI). Sinergi ini bisa di sektor perdagangan, investasi dan syukur-syukur terpadu mata uangnya yakni dinar.

Baca juga: 

Subscribe to receive free email updates:

28 Responses to "Kenapa Umat Islam Masih Meragukan Ekonomi Islam?"

  1. wah.... penjelasan yang mendetail
    dan mungkin meragukan itu karena
    info yang dijelaskan belum semeriah yang non-syariah yah
    ^-^

    salam hangat
    mampir2 yah ^-^, salam

    BalasHapus
  2. tertarik dengan penjelasan no.5

    terkadang usaha yang konon kata nya berbasis islam

    terkadang sebaliknya malah tidak islami

    BalasHapus
  3. mungkin perlu sosialisasi yg kontinu...dan benar'' di jalankan sesuai syariat islam

    BalasHapus
  4. kunjungan balasan gan

    BalasHapus
  5. bank syariah tidak diberdayakan oleh umat islam sendiri gan.
    itu juga bisa menjadi pengaruh

    BalasHapus
  6. setuju dengan etam bersaudara.. sosialisasi dan konsekuensi pelaksanaannya kurang progresif :)

    BalasHapus
  7. keren nih kang pembahasannya sangat-sangat kompLit pLit, dari muLai definisi sampai pada anaLisisnya.
    bermanfaat untuk saya (khususnya) yang kurang memperhatikan haL-haL seperti di atas. terima kasih atas pencerahannya.
    seLamat istirahat.

    BalasHapus
  8. Untuk bisa menerapkan sistem Syari'ah secara merata, kita harus memulainya dari tingkat keluarga dulu. Saya sendiri sangat setuju sekali dengan sistem ekonomi Syari'ah karena selama ini belum dan bahkan mungkin tidak akan pernah ada kekurangannya.

    Selain itu, sistem ekonomi Syari'ah tidak hanya menguntungkan ummat Islam saja, meainkan juga ummat non-muslim juga akan merasakan keuntungannya, karena memang ajaran Islam bukan untuk orang Islam semata saja, bukan?

    keep blogging bro :d

    BalasHapus
  9. klo gitu aku mau menabung bank syari'ah aja,,

    BalasHapus
  10. salam sobat
    semoga ya mas sistem ekonomi tidak hanya menguntungkan ummat islam saja,,,syukur alhamdulillah kalau mata uang kita terpadu dengan dinar, jadi rupiah ngga rendah.

    BalasHapus
  11. Mampirr, dgn :)... maaf bru bls... sukses yaaa sob... lanjuuuttt

    BalasHapus
  12. waduh gimana ya? blom kepikiran

    BalasHapus
  13. mungkin karena banyak masyarakat yang belum tahu

    BalasHapus
  14. @ALL: Terima kasih atas kunjungan dan komentar Anda semua. Mudah-mudahan menjadi wawasan untuk kita semua. Amin..

    BalasHapus
  15. @Wiedesignarch, Etam, Kirana, Karzanix: Setuju.. ada kemungkinan masih ada yg meragukan itu karena info yang dijelaskan belum semeriah yang non-syariah serta kurangnya sosialisasi yg kontinu dan benar sesuai syari'at.. sehingga masih banyak masyarakat yang belum begitu mengerti keunggulan ekonomi syariah..

    BalasHapus
  16. @Mahadma: Betul mas.. karena memang di lapangan masih dapat kita jumpai dari para pengelola Ekonomi Islam (Syari'ah), termasuk Bank Syari'ah yg keluar dari jalur Syari'ah baik dari segi pelayanan maupun pengelolaannya, sehingga tidak sedkit pula masyarakat yg beranggapan bahwa itu hanya sekedar kedok yg berlabel Syari'ah..

    BalasHapus
  17. @Tomo: BETUL.. BETUL.. BETUL.. sebagaimana yg telah disinggung oleh salah seorang Pakar Ekonomi Islam (Syari'ah) terkemuka Dr. H. M. Syafi'i Antonio, M.Ec dalam tulisan ini: bahwa masih banyak pakar-pakar ekonomi lainnya yang menafsirkan Ekonomi (Bank) Syari'ah secara kurang tepat. Persoalan Bank Syari'ah tidak sebatas masalah uang, melainkan juga mentalitas masyarakat.

    Perbankan Syari'ah akan berkembang apabila kita mencari nafkah secara Islami. Ekonomi Syari'ah tergantung berapa persen kita mau mengislamkan kehidupan. Makin banyak masyarakat yang sadar dengan kehalalan produk, maka Ekonomi Syari'ah berkembang.

    Demikian pula apabila kita menabung di Bank Syari'ah akan mengangkat Ekonomi Syari'ah. Kaum wanita memakai baju Muslimah atau peduli kehalalan kosmetika juga berpengaruh kepada Ekonomi Syar'iah.

    BalasHapus
  18. @Gufron, Nura: SETUJU.. SETUJU.. SETUJU.. Sistem Ekonomi Islam (Syari'ah) tidak hanya menguntungkan ummat Islam saja, melainkan juga ummat non-muslim akan merasakan keuntungan dan berkahnya, karena memang ajaran Islam itu adalah RAHMATAN LIL 'ALAMIN, Untuk Semua Umat..

    Buktinya.. Negara-negara barat pun termasuk non-Muslim dari berbagai belahan bumi lainnya, banyak yg jatuh cinta dan memilih Ekonomi Islam (Syari'ah).. Betul tidak? hehe..

    BalasHapus
  19. pemerintah kita juga tampaknya kurang mendukung ini mas, harusnya ada semacam regulasi menganjurkan orang menggunakan sistem syariah ini

    BalasHapus
  20. ekonomi islam itu berprinsip pada sektor riil. jadi nggak ada penipuan.

    BalasHapus
  21. @Jack: Seandainya Pemerintah kita menyadari hal ini... Negara-negara barat saja banyak yg tertarik dgn Ekonomi Islam (Syari'ah). Tapi kenapa ya, Indonesia sbg Negara Berpenduduk Muslim terbesar di dunia, kok malah???... Bingung mode:ON hehe..

    BalasHapus
  22. @Winterwing: Betul.. dan tentunya akan saling menguntungkan sehingga tidak ada salah satu pihak yg dirugikan. Dan tentunya hal ini harus dilandasi dgn kejujuran dan amanah. Jika tidak.. berarti hanya sekedar kedok belaka yg mengatasnamakan Syari'ah..

    BalasHapus
  23. INDONESIA emang bukan negara agama,,tp INDONESIA negaranya orang" beragama,,,

    CINTA TANAH AIR walau seburuk apapun dan membangun fondasi yang tangguh terhadap berbagai macam bentuk PERPECAHAN,, itu yang diajarkan oleh RASULULLAH MUHAMMAD SAW,,

    BalasHapus
  24. Sayang ... umat Islam terlalu sibuk dengan egonya sendiri, sehingga lupa bahwa yang harus diperjuangkan adalah ISLAM, bukan organisasi atau jabatannya.

    BalasHapus